LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
ANEMIA
Disusun
oleh:
Lutfy Nooraini
KATA
PENGANTAR
ÉOó¡Î0«!$#Ç`»uH÷q§9$#OÏm§9$#...
Segala
Puji bagi Sang Kholik yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas KMB I, tanpa nikmat sehat yang diberikan
oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini.
Sholawat
serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, semoga atas
ijin Allah SWT penulis dan teman-teman semua akan mendapatkan syafaatnya nanti.
Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan kerabat semua yang
turut serta dalam penulisan makalah ini, baik dari segi ide, kreatifitas, dan
usaha. Tanpa ada bantuan dari teman-teman semua, mungkin penulis akan mengalami
hambatan dalam penulisan makalah ini.
Menjamurnya
masalah kesehatan di lingkungan kita saat ini tidak dapat dipandang sebagai hal
yang ringan dan hanya dipandang sebelah mata, kesehatan baik dari segi jasmani
dan rohani begitu penting untuk kelangsungan hidup manusia.Pada makalah ini,
penulis mencoba mengulas salah satu dari masalah kesehatan yang ada saat ini,
dengan pertimbangan bahwa topik yang diangkat merupakan sebuah topik yang
menarik dan perlu dipelajari, yaitu dengan judul ANEMIA. Makalah tersusun
dengan sistematis yang mencakup dari pengertian ANEMIA, penyebab ANEMIA,
insiden kasus ANEMIA, patofisiologi ANEMIA, manifestasi klinis, pemeriksaan
diagnostic spesifik ANEMIA, penatalaksanaan, serta konsep asuhan keperawatan
dari ANEMIA.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk
perbaikan makalah agar menjadi lebih bermanfaat untuk kita semua.
Wonosobo, 21 November 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel
darah merah atau hemoglobin kurang dari normal.Tingkat normal dari hemoglobin
umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita.Untuk laki-laki, anemia secara
khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin yang kurang dari 13.5 gram/100ml dan
pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang kurang dari 12.0 gram/100ml.
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan
warna merah yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah.Secara fungsi,
hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari
paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh
tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan
energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan terganggu dan
jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan
energi.
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah
juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam
menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang
biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain. Anemia
pada dasarnya disebabkan oleh :
1.
Pengurangan
produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau
2.
Kehilangan atau
penghancuran darah. Selain itu, bermacam-macam penyakit-penyakit sumsum tulang
yang luas juga dapat menyebabkan anemia. Pada pasien dengan gagal ginjal
mungkin kekurangan hormon yang diperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah
merah oleh sumsum tulang (bone marrow).
B.
TUJUAN
1.Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan anemia.
2.Tujuan khusus
- Mahasiswa mengetahui definisi anemia
- Mahasiswa mengetahui etiologi anemia
- Mahasiswa mengetahui patofisiologi anemia
- Mahasiswa mengetahui klasifikasi anemia
- Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis anemia
- Mahasiswa mengetahui komplikasi anemia
- Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan anemia
BAB II
KONSEP DASAR
A.
Pengertian
Anemia
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit
serta jumlah hemoglobin dalam 100 ml darah (Ngastiyah, 1997).
Anemia adalah
keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang disebakan makanan yang dikonsumsi
kurang mengandung zat gizi atau suatu keadaan terganggunya sistem pencernaan
sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan penyerapan makanan yang di konsumsi
(Supandiman.1997).
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun
sehingga tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan
oksigen berkurang.
Sedangkan
menurut Arif mansoer et al, (2000) menyebutkan bahwa Anemia defisiensi
besi adalah anemia yang disebabkan kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang
diperlukan untuk pematangan eritrosit.
B.
Etiologi Anemia
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit,
namun semua kerusakan tersebut secara signifikan akan mengurangi banyaknya
oksigen yang tersedia untuk jaringan. Menurut Brunner dan Suddart (2001),
beberapa penyebab anemia secara umum antara lain :
a.
Secara
fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
b.
Akibat
dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah yang
berlebihan.
c.
Produksi
sel darah merah yang tidak mencukupi.
d.
Faktor
lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit
kronis dan kekurangan zat besi.
C.
Tanda dan Gejala Anemia
1.
Pusing
2.
Mudah
berkunang-kunang
3.
Lesu
4.
Aktivitas
kurang
5.
Rasa
mengantuk
6.
Susah
konsentrasi
7.
Cepat
lelah
8.
prestasi
kerja fisik/pikiran menurun
9.
Konjungtiva
pucat
10.
Telapak
tangan pucat
11.
Anoreksia
Gejala khas masing-masing anemia:
1.
Perdarahan
berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisioensi besi
2.
Ikterus,
urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit pada anemia
hemolitik
3.
Mudah
infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.
D.
PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini
dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama
dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi, (pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam
plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada
pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung
retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi;
dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E.
Klasifikasi Anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1.
Anemia
hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a.
Anemia
aplastik
Penyebab:
- agen
neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi,
antibiotic tertentu
- obat antu
konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
- infeksi virus
(khususnya hepatitis)
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk)
di sumsum tulang
↓
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan,
replikasi, deferensiasi)
↓
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
- Gejala anemia secara umum (pucat,
lemah, dll)
- Defisiensi trombosit:
ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran
kemih, perdarahan susunan saraf pusat
b.
Anemia pada
penyakit ginjal
Gejala-gejala:
- Nitrogen
urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
-
Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada
apusan darah tepi
Penyebabnya
adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin
c.
Anemia
pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang
berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan
ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid,
abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
d.
Anemia
defisiensi besi
Penyebab:
- Asupan
besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
- Gangguan
absorbsi (post gastrektomi)
-
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi
dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
↓
sel darah merah
miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
- Atropi papilla
lidah
-
Lidah pucat, merah, meradang
-
Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu
e.
Anemia
megaloblastik
Penyebab:
-
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
-
Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu
alkohol.
Sintesis DNA
terganggu
↓
Gangguan
maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas
(eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit
immatur dan hipofungsi
2.
Anemia
hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
- Pengaruh obat-obatan
tertentu
- Penyakit Hookin,
limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
- Defisiensi glukosa 6
fosfat dihidrigenase
- Proses autoimun
- Reaksi transfusi
- Malaria
Mutasi sel
eritrosit/perubahan pada sel eritrosit
↓
Antigesn pada
eritrosit berubah
↓
Dianggap benda
asing oleh tubuh
↓
sel darah merah
dihancurkan oleh limposit
↓
Anemia
hemolisis
F.
PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
a.
Kadar
porfirin eritrosit bebas ---- meningkat
b.
Konsentrasi
besi serum ------- menurun
c.
Saturasi
transferin ------ menurun
d.
Konsentrasi
feritin serum ---- menurun
e.
Hemoglobin
menurun
f.
Rasio
hemoglobin porfirin eritrosit ---- lebih dari 2,8 ug/g adalah diagnostic untuk
defisiensi besi
g.
Mean
cospuscle volume ( MCV) dan mean cospuscle hemoglobin concentration ( MCHC )
---- menurun menyebabkan anemia hipokrom mikrositik atau sel-sel darah merah
yang kecil-kecil dan pucat.
h.
Selama
pengobatan jumlah retikulosit ---- meningkat dalam 3 sampai 5 hari
sesuadh dimulainya terapi besi mengindikasikan respons terapeutik yang positif.
i.
Dengan
pengobatan, hemoglobin------- kembali normal dalam 4 sampai 8 minggu
mengindikasikan tambahan besi dan nutrisi yang adekuat.
G.
PENATALAKSANAAN ANEMIA
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari
penyebab dan mengganti darah yang hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan
penyebabnya, yaitu :
1.
Anemia
aplastik:
Dengan
transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan antithimocyte
globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari.
Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila
diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet ( Phipps,
Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2.
Anemia
pada penyakit ginjal
·
Pada
paien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
·
Ketersediaan
eritropoetin rekombinan
3.
Anemia
pada penyakit kronis
·
Kebanyakan
pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya,
dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4.
Anemia
pada defisiensi besi
Dengan
pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3
x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada
defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5.
Anemia
megaloblastik
·
Defisiensi
vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan
oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
·
Untuk
mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
·
Anemia
defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
6.
Anemia
pasca perdarahan ;
Dengan
memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan
intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7.
Anemia
hemolitik ;
Dengan penberian transfusi darah menggantikan
darah yang hemolisis.
H.
KOMPLIKASI ANEMIA
1. Gagal jantung
2. Kejang dan parestesia
(perasaan yang menyimpang seperti rasa terbakar , Kesemutan )
3. Gagal ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
A. PENGKAJIAN
1)
Aktivitas / istirahat
Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas; penurunan
semangat untuk bekerja.Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk tidur
dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu
bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang
tertarik pada sekitarnya.Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.Tubuh tidak
tegak.Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunujukkan keletihan.
2)
Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi
segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung :
murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti
mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3)
Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4)
Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5)
Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan (ulkus pada faring).Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.Adanya penurunan
berat badan.Tidak pernah puas mengunyah.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi
asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit :
buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis
(status defisiensi).Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut
mulut pecah. (DB).
6)
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus,
ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan
pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki
(AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung
tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik :
hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang
(aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi,
tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7)
Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala
8)
Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9)
Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,.
Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat
kanker, terapi kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi darah
sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
B.
MASALAH KEPERAWATAN
a.
Inefektif
perfusi jaringan
b.
Intoleransi
Aktifitas
c.
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
d.
Kelelahan/
fatigue
C. DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Perfusi jaringan
in efektif b/d.penurunan konsentrasi HB dan Darah
|
Perfusi
jaringan terpenuhi setelah dilakukan tindakan perawatan.
Kriteria
Hasil :
Kulit tidak
pucat,tanda vital dalam batas normal, nilai Hb dan eritrosit dalam rentang
normal
|
1.
Monitor
tenda-tanda vital
2.
Atur
posisi dengan kepala datar atau tubuh lebih rendah
3.
Hindari
pergerakan yang berlebihan
4.
Awasi
kesadaran dan tanda-tanda terhadap penurunan kesadaran
5.
Manajemen
terapi tranfusi sesuai terapi
6.
Pemberian
O2 pernasal sesuai program
7.
Monitoring
keefektifan suplai O2
|
1.
Data dasar mengetahui
perkembangan pasien
2.
Meningkatkan pernafasan
3.
Mempertahankan pasokan
oksigen
4.
Mengetahui status
kesadaran pasien
5.
Meningkatkan sel darah
6.
Meningkatkan perfusi
7.
Menjaga keefektifan
oksigen
|
2
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf
pusat.
|
Setelah
dilakukan tindakan keparawatan selama 3x24 jam klien dapat meningkatkan
toleransi aktivitas dengan kriteria :
- Bebas dari
kelelahan
setelah beraktivitas
- Keseimbangan kebutuhan
aktivitas dan
istirahat
- Adanya
peningkatan
toleransi aktivitas
|
1.
Ukur
vital sign
2.
Kaji
penyebab intoleransi aktivitas
klien
3.
Latih
ROM bila keadaan klien memungkinka
4.
Ajarkan
klien teknik penghematan
energi untuk beraktivitas
5.
Tingkatkan
aktivitas klien sesuai
dengan kemampuan
|
1.
Data dasar mengetahui
perkembangan pasien
2.
Merencanakan intervensi
secara tepat
3.
Imobilisasi yang lama
akan menyebabkan dekubitus
4.
Menghemat energi
5.
Tidak kelelehan
|
3
|
Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual; muntah;
anoreksia.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien terpenuhi kebutuhan
nutrisinya dengan kriteria hasil :
-
Intake nutrisi adekuat.
- Mual,
muntah, anoreksi hilang
- Bebas dari
tanda-tanda malnutrisi.
- Tidak
terjadi penurunan BB
|
1.
Kaji
status nutrisi pasien
2.
Kaji
masukan selama perawatan per shif
3.
Kaji
terhadap ketidaknyamanan (mual,muntah)
4.
Beri
makanan dalam kondisi hangat,porsi kecil tapi sering
5.
Motivasi
anak untuk menghabiskan makanan dengan melibatkan orang tua.
6.
Lakukan oral hygene
7.
Kolaborasi
dengan ahli gizi akan kebutuhan kalori, protein dan cairan sesuai ndengan
penyakit, usia dan kebutuhan metabolism
|
1.
Merencanakan intervensi
yang tepat
2.
Observasi kebutuhan
nutrisi
3.
Merencanakan makanan
yang tepat
4.
Meningkatkan serlera
makan dan intake makanan
5.
Meningkatkan kepercayaan
tentang kebutuhan nutrisi
6.
Oral yang bersih
meningkatkan nafsu makan
7.
Menentukan makanan yang
sesuai dengan klien
|
4
|
Kelelahan/
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisik kurang
|
Konservasi
energi
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , kelelahan dapat teratasi
dengan keriteria hasil :
-
klien menunjukkan peningkatan aktivitas bertahap
-
klien tidak tampak lelah.
-
TTV dbn.
-
Aktivitas klien berjalan normal.
|
1.
Monitor
intake nutrisi adekuat
2.
Monitor
tanda vital dan respon klien (wajah pucat, konjunctiva).
3.
Tentukan
aktivitas yang mampu dilakukan klien sesuai
dengan petunjuk dokter.
4.
Ajarkan
mobilisasi bertahap dan peningkatan aktivitas fisik yang sesuai
5.
Dorong
kemandirian klien.
|
1.
Observasi kebutuhan
nutrisi
2.
Data dasar mengetahui
keadaan pasien
3.
Membatasi aktifitas
klien
4.
Membantu mengembalikan
energi
5.
Meningkatkan kemandirian
klien
|
D. EVALUASI
Evaluasi pada pasien dengan
anemia adalah :
1)
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2)
Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3)
Peningkatan perfusi jaringan.
4)
Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur
diagnostic dan rencana pengobatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga tubuh akan
mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen
berkurang. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila
terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
sehingga tubuh akan mengalami hipoksia.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa
dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia dengan tepat
sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan dan komplikasi yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bare, Brenda G dan
Smelttzer, Susanne G. 2002 . Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
Engram,Barbara. 1998 .Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah.jakarta.EGC Brun
Brunner, suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta. EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar