LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DIARE
Disusun oleh:
Lutfy Nooraini
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diare adalah buang air besar encer
lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja.
Adapun diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari tujuh hari pada anak/orang dewasa yang sebelumnya sehat.
Diare akut merupakan gangguan
kesehatan yang cukup sering diderita oleh anak-anak selain infeksi saluran pernafasan
atas. Manifestasi dari gangguan ini bervariasi dari gejala
ringan yang cukup mudah ditangani di rumah sampai gangguan berat yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan serius oleh petugas kesehatan. Untuk itu orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang diare terutama mengenali gejala-gejalanya dan tanda-tanda yang bisa diamati, serta prinsip penanganannya. Dengan adanya pengetahuan tersebut, orang tua bisa melakukan tindakan yang tepat di rumah untuk mengatasi diare yang ringan atau segera membawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan segera untuk diare yang berat.
ringan yang cukup mudah ditangani di rumah sampai gangguan berat yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan serius oleh petugas kesehatan. Untuk itu orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang diare terutama mengenali gejala-gejalanya dan tanda-tanda yang bisa diamati, serta prinsip penanganannya. Dengan adanya pengetahuan tersebut, orang tua bisa melakukan tindakan yang tepat di rumah untuk mengatasi diare yang ringan atau segera membawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan segera untuk diare yang berat.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan pendahuluan ini adalah :
1.
Mengetahui dan memahami mengenai diare, patofisiologi, tanda dan gejala
serta penatalaksanaannya.
2.
Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan diare
3.
Mampu menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien dengan diare.
II.
TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN
Diare
adalah buang air besar konsistensi lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya ( biasanya 3 kali atau lebih dalam
sehari).
Diare
akut (Gastroenteritis) adalah
inflamasi lambung dan usus yang diseabbkan oleh berbagai bakteri virus dan
patogen parasitik.
Menurut WHO (1980) diare adalah buang
air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare
yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa
hari.
B. KLASIFIKASI
Jenis diare sbb :
a.
Menurut perjalanan penyakit :
-
Akut : jika kurang dari 1 minggu
-
Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
-
Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non
infeksi
-
Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi
b.
Menurut patofisiologi :
-
Gangguan absorbsi
-
Gangguan sekresi
-
Gangguan osmotik
c.
Menurut penyebab :
-
Infeksi : Virus,
bakteri, parasit,jamur
-
Konstitusi
-
Malabsorbsi
d.
Diare dengan masalah lain. pasien yang menderita diare mungkin juga
disertai dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya.
C. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam
beberapa faktor:
1. Infeksi
a.
Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab diare pada pasien meliputi infeksi interal sebagai berkut :
≈
Infeksi bakteri: vibrio,
E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas dan
sebagainya..
≈
Infeksi
virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.
≈
Infeksi parasit : Cacing
protozoa dan jamur.
b.
Infeksi Parentral ialah infeksi
diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis,
bronkhopnemonia, encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang
dari 2 tahun
2. Faktor Malabsorsi
a.
Malabsorisi karbohidrat
b.
Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
3. Faktor makanan: Makanan
basi, beracun alergi terhadap makanan.
4. Psikologis : rasa takut dan
cemas
D. FAKTOR PREDISPOSISI
v Tidak memadainya penyediaan air bersih
v Air tercemar oleh tinja
v Pembuangan tinja yang tidak hygienis
v Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
v
Penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak semestinya
E. PATOFISIOLOGI
Mula-mula pasien gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.
Tinja cair mungkin disertai ledir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama
berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan sekitarnya
timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai
akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktose yang tidak diabsorbsi
oleh usus selama diare.
Gejala muntah sebelum dan sesudah
diare dan dapat menyebabkan lambung juga
turut meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit. Timbul dehidrasi
akibat kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit .Gejala dehidrasi mulai
nampak yaitu berat badan menurun turgor berkurang mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung ( pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering. Akibat dehidrasi diuresis berkurang ( oliguri sampai anuri). Bila sudah
asidosis metabolis pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam
(kussmaul). Asidosis metabolisme karena:
1. Kehilangan NaCO3 melalui tinja diare
2. Ketosis kelaparan
3. Produk- produk metabolik
4. Berpindahnya ion natrium
dari cairan intra sel ke ekstrasel
5. Penimbunan laktat ( anoksia jaringan )
Manifestasi Klinis dan Dehidrasi
Isotonik (kehilangan air dan garam)
|
Hipotonik (kehilangan garam pada kelebihan air)
|
Hipertonik (kehilangan air pada kelebihan garam)
|
|
Warna Kulit
Suhu
Turgor
Perasaan
Membran mukosa
Air mata dan salivasi
Bola mata
Fontanel
Suhu tubuh
Nadi
Pernapasan
perilaku
|
Abu-abu
Dingin
Buruk
Kering
Kering
Tidak ada
Cekung dan lunak
Ckung
Dibawah
normal atau meningkat
Cepat
Cepat
Peka rangsang samapai letargik
|
Abu-abu
Dingin
Sangat buruk
Basah
Aagak lembab
Tidak ada
Cekung dan lunak
Cekung
Abnormal
Sangat cepat
Cepat
Cepat
Letargik sampai koma; konvulsi
|
Abu-abu
Dingin /panas
Sedang
Tebal, liat
Kering dan panas
Tidak ada
Cekung
Cekung
Di bawah normal atau meningkat
Cepat
Cepat
Letergi nyata dengan hiperiritabilitas yang
ekstrem terhadap stimulasi
|
CARA MENILAI DEHIDRASI (WHO, 1992)
GEJALA DAN TANDA
|
TAK DEHIDRASI
|
DEHIDRASI TAK BERAT
|
DEHIDRASI BERAT
|
1. Keadaan Umum
|
Baik
|
Rewel, gelisah, lemah.
|
Apatis, tidak sadar
|
2. Mata
|
Tidak cekung
|
Cekung & kering
|
Sangat cekung,
|
3. Air Mata
|
Jika menangis masih ada
|
Jika menangis tidak ada
|
Jika menangis tidak ada
|
4. Bibir
|
Tidak kering
|
Kering
|
Sangat kering
|
5. Rasa Haus
|
Tidak merasa haus
|
Haus sekali, jika diberi minum
rakus.
|
Tidak bisa minum
|
6. Cubitan Kulit
|
Jika dicubit cepat kembali
|
Jika dicubit kembali lambat
|
dicubit kembali sangat
lambat.
|
F.
TANDA DAN GEJALA
Menurut Martin (2003), tanda dan
gejala pada orang yang mengalami diare diantaranya :
Tanda :
1.
Gelisah,
suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada.
2.
Tinja
cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama
berubah kehijau-hijauan.
3.
Anus
dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin
asam sebagai akibat makin banyak asam laktat.
4.
Gejala
muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung juga turut meradang, atau akibat gangguan
asam basa dan elektrolit.
5.
Timbul
dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit.
Gejala :
1.
Berat
badan menurun
2.
Turgor
berkurang
3.
Mata
dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi).
4.
Selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering karena dehidrasi, diuresis
berkurang (oliguri sampai anuri).
5.
Pasien
akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul) jika sudah
asidosis metabolis.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang (Mansjoer, 2007)
1. Feses (pada diare persisten)
Makroskopis dan mikroskopis, PH, dan kadar gula.
2. Darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah, dan elektrolit (pada diare
yang disertai kejang yaitu Na, K, Ca, P serum), ureum dan kreatinin.
3. Duodenal intubation
Mengetahui kuman penyebab (kuantitatif dan kualitatif)
I.
PENGKAJIAN
1. Kajian riwayat penyakit
- Kaji status dihidrasi
- Catat keluaran fekal-jumlah, volume, karakteristik
- Observasi dan catat adanya tanda-tanda berkaitan
ternes, kram, muntah
2. Kemungkinan meamakan makanan atau air yang
terkontaminasi
3. Kemungkinan infeksi ditempat lain misal :
pernapasan , infeksi saluran kemih
· Cek diagnostik
- Tampung sperimen sesui kebutuhan
- Feses pH, obuat Juni, frekuensi
- HDL, ekusialit semua, kreasmi, BUM
· Deteksi sumber infeksi
4. Pengkajian fisik rutin
5. Observasi adanya manifestasi gestro entritis akut
6. Pemerisaan fisik
a. pengkuran pertumbuhan
1). TB
2). BM
3). Ketebalan kulit dan lingkar lengan
b. Fisiologi
1). Suhu
2). Nadi
3). Respirasi
4). Tekanan darah
c. Penampilan umum
-
Anak lemas
-
Tampak
kehausan
d. Kulit :
inspeksi dan palpasi kulit, turgor berkurang, membran mukosa kering, tekstur
kulit menurun. Palpasi suhu kulit meningkat.
e. Kepala dan Leher :
ukuran kepala, bentuk, kesimetrisan. Fontanel dan sutura cekung,
f. Mata :
kelopak mata, mata cekung, konjungtiva, mata sayu.
g. Telinga :
inspeksi telinga luar dan dalam, pendengaran.
h. Mulut dan kerongkongan : mukosa mulut kering, rasa haus, kerongkongan panas, lemah
menelan.
i. Dada :
pergerakan dada, otot bantuan pernafasan.
j. Paru :
pernafasan anak cepat. Lemah, dangkal bila dehidrasi berat
k. Jantung :
nadi cepat dan lemah.
l. Abdomen :
turgor kulit jelek, bunyi usus peristaltik meningkat,
m. Genetalia :
iritasi, kemerahan sekitarnya,
n. Anus :
kemerahan, iritasi,
o. Extermity :
lemah, pergerakan lemah.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare b/d inflamasi
bakteri/malabsorbsi/proses infeksi.
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan
cairan aktif
3.
Risiko kerusakan integritas
kulit b/d ekskresi/BAB sering
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan
H.
RENCANA KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Diare b.d inflamasi bakteri /malabsorbsi /proses
infeksi.
Definisi :
BAB cair atau tidak berbentuk
Batasan Karakteristik :
- Sedikitnya BAB cair
lebih dari 3 kali dalam sehari
- Suara usus hiperaktif
- Nyeri perut
- Kram
- Urgensi
Faktor yang berhubungan :
- Tingkat stres dan cemas tinggi
- Alkoholik
- Keracunan
- Penyalahgunaan laksatif
- Radiasi
- Pemberian makan melalui selang
- Efek samping obat
- Kontaminasi
- Taravelling
- Inflamasi
- Malabsorbsi
- Proses infeksi
- Iritasi
- Parasit
|
NOC
≈
Bowel
elimination
≈
Balance
cairan
≈
Status
hidrasi
Kriteria Hasil :
≈
pola
defekasi, lembek setiap hari atau 3 hari sekaki
≈
menunjukkan
daerah rectal bebas iritasi
≈
menunjukkan
frekuensi diare berkurang
≈
mampu
menjelaskan penyebab diare dan tindakan yang dilakukan
≈
menunjukkan turgor kulit dan bb dbn.
|
Management diare
-
lakukan pemeriksaan feses kultur dan sensitivitas jika
diare berlanjut
-
evaluasi efek samping pengobatan pada
gastrointestinal
-
anjurkan pasien/keluarga mencatat warna, volume dan
konsistensi feses
-
identifikasi faktor penyebab diare (pengobatan, bakteri
atau pengaruh makanan)
-
monitor
tanda dan gejala diare
-
observasi
turgor kulit secara teratur
-
monitor daerah perineal dari iritasi dan ulcerasi
-
timbang
BB
-
monitor
peningkatan peristaltik usus
-
kelola
pemberian intake nutrisi dan cairan
-
berikan
medikasi sesuai program
Monitor elektrolit
-
monitor
nilai elektrolit
-
monitor
kehilangan cairan dan elektrolit
-
monitor manifestasi neurologi karena ketidakseimbangan
elektrolit
-
monitor rasa mual, muntah dan diare
-
monitor tanda dan gejala hiponatremi, hiperkalemia
-
administrasi
pemberian suplemen elektrolit
Perawatan perineal
-
lakukan
hygiene perineal
-
jaga
perineal tetap kering
-
bersihkan
perineum secara rutin
|
-
Mengetahui
jenis bakteri penyebab dan spesifikasi pengobatan.
-
Meminimalkan
efek samping.
-
Menghitung
haluaran dan menghitung masukan yang seharusnya.
-
Mengetahui
pengobatan yang efektif
-
Mengetahui
efek lanjut secara dini.
-
Mengevaluasi
tingkat diare.
-
Meminimalkan
komplikasi dan pencegahan dini.
-
Mengetahui
apakah ada penurunan BB
-
Mengethui
fungsi peristaltik usus.
-
Menjaga
keseimbangan cairan.
-
Mencegah
komplikasi dan menyembuhkan.
-
Mengetahui
nilai elektrolit.
-
Mengethui
jumlah kehilangan cairan.
-
Mencegah
dan mengetahui sedini mungkin komplikasi diare.
-
Mengetahui
asupan oral.
-
Mengethui sedini ungkin komplikasi elektrolit karena
diare.
-
Mencegah terjadinya hipoelektrolit.
-
Mencegah
iritasi perineal.
-
Mengurangi
iritasi
-
Mencegah
iritasi perineum.
|
2
|
Defisit volume
cairan b/d kehilangan cairan aktif
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau
intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan
pengeluaran sodium
Batasan Karakteristik :
- Kelemahan
- Haus
- Penurunan turgor kulit/lidah
- Membran mukosa/kulit kering
-
Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah,
penurunan volume/tekanan nadi
-
Pengisian vena menurun
-
Perubahan status mental
-
Konsentrasi urine meningkat
-
Temperatur tubuh meningkat
- Hematokrit
meninggi
- Kehilangan
berat badan seketika (kecuali pada third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Kehilangan
volume cairan secara aktif
- Kegagalan
mekanisme pengaturan
|
NOC:
≈
Fluid
balance
≈
Hydration
≈
Nutritional
Status : Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
≈
Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
≈
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
≈
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
NIC :
Fluid
management
·
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
·
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
·
Monitor vital sign
·
Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
kalori harian
·
Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
·
Monitor status nutrisi
·
Dorong masukan oral
·
Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
·
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
·
Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
·
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk
·
Atur kemungkinan tranfusi
·
Persiapan untuk tranfusi
Hypovolemia Management
¨ Monitor status cairan termasuk intake dan
ourput cairan
¨ Pelihara IV line
¨ Monitor tingkat Hb dan hematokrit
¨ Monitor tanda vital
¨ Monitor responpasien terhadap penambahan
cairan
¨ Monitor berat badan
¨ Dorong pasien untuk
menambah intake oral
¨ Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda
dan gejala kelebihanvolume cairan
¨ Monitor adanya tanda gagal ginjal
|
- Mengetahui jumlah
kehilangan cairan pasien.
- Mengetahui keseimbangan
cairan tubuh.
- Mencegah sedini mungkin
komplikasi
- Mengevaluasi keadaan umum
pasien.
- Menghitung masukan oral
pasien.
- Mencegah dehidrasi pasien
- Memberikan suplay cairan
tubuh.
- Mengetahui secara dini
gangguan elektrolit.
- Menjaga keseimbangan
cairan tubuh
- Mengoptimalkan masukan
oral.
- Mengurangi kejenuhan pada
pasien
- Menjaga komplikasi secara
dini.
- Menjaga keseimbangan
cairan,
- Menjaga terjadinya anemia.
- Menghitung masukan dan
haluaran.
- Menjaga infeksi
nosokomial.
- Mengevaluai
hemokonsentrasi darah pasien.
- Mengathui keadaan umum
pasien.
- Mengevaluasi pengethuan
pasien
- Mengevaluasi kenaikan
berat badan
- Mensuplay masukan oral.,
- Untuk mengetahui dan
menjaga over hidrasi.
- Mengethui secara dini PGK
|
3
|
Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB
sering
Definisi : Semua risiko untuk kulit
yang merupakan perubahan yang bersifat merugikan kulit.
Faktor resiko :
1. eksternal
v factor mekanik
v hipo/hipertermi
v imobilitas fisik
v substansi kimia
v ekskresi atau sekresi
v radiasi
v kelembaban
v pelembab
v usia yang ekstrim
2. internal
v pengobatan
v tulang yang menonjol
v kekebalan tubuh
v perubahan sensasi
v perubahanpigmentasi
v perubahan status metabolic
v perubahan sirkulasi
v perubahn turgor kulit
v perubahan status nutrisi
v psikogenik
|
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria Hasil :
≈
Integritas
kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)
≈
Tidak ada luka/lesi pada kulit
≈
Perfusi
jaringan baik
≈
Menunjukkan
pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera
berulang
≈
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
|
NIC : Pressure Management
§ Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang longgar
§ Hindari kerutan padaa tempat tidur
§ Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering
§ Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua jam sekali
§ Monitor kulit akan adanya kemerahan
§ Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
derah yang tertekan
§ Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
§ Monitor status nutrisi pasien
§ Memandikan pasien
dengan sabun dan air hangat
Pencegahan
Pressure Ulcer
v Kaji adanya factor risiko pada pasien
v Dokumentasikan status
kulit dalam admisian tiap hari
v Hindari menggunakan
pelembab pada daerah perspirasi, luka, fekal atau inkontinensia urine
v Rubah posisi setiap 2 jam
v Inspeksi bony prominence
v Jaga kebersihan linen
v Berikan pelembab pada kulit yang kering
Skin Surveillance
v Inspeksi kondisi kulit yang mengalami
pembedahan
v Observasi warna, kelembaban, teksture,
ulcerasi kulit
v Monitor kulit yang kemerahan
v Monitor adanya infeksi
v Monitor warna dan suhu kulit
v Catat perubahan kulit
dan membran mukosa
|
- Mengurangi
evaporasi
- Mencegah
iritasi daerah lipatan.
- Mencegah
iritasi kulit.
- Mencegah
dekubitus.
- Mencegah
komplikasi secara dini.
- Mengetahui
adanya iritasi kulit.
- Mencegah
kontraktur
- Mengetahui
keada nutrisi pasien
- Mencegah
relaksaasi.
- Mengetahui
faktor risiko.
- Mengetahui
kerusakan pada kulit.
- Mengurangi
stempel.
- Mencegah
dekubitus.
- Mengevaluasi
keadaan body prominence
- Mencegah
iritasi alat linen.
- Mencegah
iritasi kulit.
- Mencegah
komplikasi
- Mengetahui efek
legalisir.
- Menjaga
kesempurnaan Djarum 76.
- Mengetaghui
perubahan kulit.
|
4
|
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme
tubuh.
Batasan karakteristik :
- Berat badan 20
% atau lebih di bawah ideal
- Dilaporkan
adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
- Membran mukosa
dan konjungtiva pucat
- Kelemahan otot
yang digunakan untuk menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi
pada rongga mulut
- Mudah merasa
kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
- Dilaporkan atau
fakta adanya kekurangan makanan
- Dilaporkan
adanya perubahan sensasi rasa
-
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
-
Miskonsepsi
-
Kehilangan BB dengan makanan cukup
-
Keengganan untuk makan
-
Kram pada abdomen
-
Tonus otot jelek
-
Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
-
Kurang berminat terhadap makanan
-
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
-
Diare dan atau steatorrhea
-
Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
- Suara usus
hiperaktif
- Kurangnya
informasi, misinformasi
Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan
atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan
faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
|
NOC :
≈
Nutritional
Status :
≈
Nutritional
Status : food and Fluid Intake
≈
Nutritional
Status : nutrient Intake
≈
Weight
control
Kriteria
Hasil :
≈
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
≈
Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan
≈
Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
≈
Tidk
ada tanda tanda malnutrisi
≈
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
≈
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
|
Nutrition
Management
§ Kaji adanya alergi makanan
§ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
§ Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin C
§ Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
§
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition
Monitoring
§ Monitor adanya penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
§ Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor makanan kesukaan
§ Monitor kalori dan intake nuntrisi
§ Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
|
- Menghindari
terjadinya alergi, kembali.
- Mencegah
dehidrasi.
- Mencegah suplai
vit. Fe.
- Mencegah
malnutrisi.
- Mencegah
optimalisasi
- Mencegah
konstipasi.
- Memudahkan
oral.
- Memandirikan
pasien.
- Mengetahui
intake masukan.
- Mencegah salah
ruangan.
- Mengetahui
kebutuhan nutrisinya.
-
Mengetahui keseimbangan cairan.
-
Mengetahui pengeluaran kaliori
-
Mengetahui trauma anak terhadap RS.
-
Mencegah penularan penyakit.
-
Mengurangi gangguan makan.
-
Mengetahui tanda komplikasi secara dini.
-
Mengetahui kekenyalan kulit.
-
Menambah porsi makan.
-
Mengetahui kerusakan sistemik.
-
Mengetahui kerusakan lain.
|
DAFTAR PUSTAKA
1.
Engel, J. 1998. Pengkajian pediatrik. Jakarta: EGC
2.
Johnson., Mass. 1997. Nursing Outcomes Classification, Availabel on: www.Minurse.com,
11 Oktober 2009
3.
McCloskey, Joanne C,.
Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). Mosby,
St. Louise.
4.
Noer, S. 1996. Buku ajar: Ilmu penyakit dalam.
Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
5.
NANDA, 2002. Nursing Diagnosis
: Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia.
6. Perry & Potter. 2005. Buku ajar:
Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta:
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar