Senin, 12 Mei 2014

LP &ASKEP DIARE



LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DIARE





Disusun oleh:

Lutfy Nooraini


I.         PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Diare adalah buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja. Adapun diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari tujuh hari pada anak/orang dewasa yang sebelumnya sehat.
Diare akut merupakan gangguan kesehatan yang cukup sering diderita oleh anak-anak selain infeksi saluran pernafasan atas. Manifestasi dari gangguan ini bervariasi dari gejala
ringan yang cukup mudah ditangani di rumah sampai gangguan berat yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan serius oleh petugas kesehatan. Untuk itu orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang diare terutama mengenali gejala-gejalanya dan tanda-tanda yang bisa diamati, serta prinsip penanganannya. Dengan adanya pengetahuan tersebut, orang tua bisa melakukan tindakan yang tepat di rumah untuk mengatasi diare yang ringan atau segera membawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan segera untuk diare yang berat.

B.  TUJUAN
 Tujuan penulisan laporan pendahuluan ini adalah :
1.         Mengetahui dan memahami mengenai diare, patofisiologi, tanda dan gejala serta penatalaksanaannya.
2.         Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan diare
3.         Mampu menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien dengan diare.

II.      TINJAUAN TEORI
A.      PENGERTIAN
Diare  adalah buang air besar konsistensi lembek /cair  bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya ( biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari).
Diare akut (Gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus yang diseabbkan oleh berbagai bakteri virus dan patogen parasitik.
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari.

B.       KLASIFIKASI
Jenis diare sbb :
a.    Menurut perjalanan penyakit :
-   Akut : jika kurang dari 1 minggu
-   Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
-   Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi
-   Persisten : Jika >14 hari  dan disebabkan oleh infeksi
b.    Menurut patofisiologi :
-   Gangguan absorbsi
-   Gangguan sekresi
-   Gangguan osmotik
c.    Menurut penyebab :
-   Infeksi :  Virus, bakteri, parasit,jamur
-   Konstitusi
-   Malabsorbsi
d.   Diare dengan masalah lain. pasien yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

C.      ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
1. Infeksi
a.    Infeksi entral :  ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare pada pasien meliputi infeksi interal sebagai berkut :
      Infeksi bakteri:  vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas dan sebagainya..
      Infeksi virus : Entro virus,  adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.
      Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b.    Infeksi Parentral ialah infeksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut  (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia, encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun
2. Faktor Malabsorsi
a.    Malabsorisi karbohidrat
b.    Malabsorsi lemak
c.    Malabsorsi Protein
3. Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.
4. Psikologis : rasa takut dan cemas

D.      FAKTOR PREDISPOSISI
v Tidak memadainya penyediaan air bersih
v Air tercemar oleh tinja
v Pembuangan tinja yang tidak hygienis
v Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
v Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya

E.       PATOFISIOLOGI
Mula-mula pasien gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai ledir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktose yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung  juga turut meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit. Timbul dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit .Gejala dehidrasi mulai nampak yaitu berat badan menurun turgor berkurang mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung ( pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Akibat dehidrasi diuresis berkurang ( oliguri sampai anuri). Bila sudah asidosis metabolis pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul). Asidosis metabolisme karena:
1. Kehilangan NaCO3 melalui tinja diare
2. Ketosis kelaparan
3. Produk- produk metabolik
4. Berpindahnya ion natrium dari cairan intra sel ke ekstrasel
5. Penimbunan laktat  ( anoksia jaringan )

Manifestasi Klinis dan Dehidrasi


Isotonik (kehilangan air dan garam)
Hipotonik (kehilangan garam pada kelebihan air)
Hipertonik (kehilangan air pada kelebihan garam)
Warna Kulit

Suhu

Turgor

Perasaan

Membran mukosa

Air mata dan salivasi

Bola mata

Fontanel

Suhu tubuh


Nadi

Pernapasan

perilaku
Abu-abu

Dingin

Buruk

Kering

Kering

Tidak ada

Cekung dan lunak

Ckung

Dibawah normal atau meningkat

Cepat

Cepat

Peka rangsang samapai letargik
Abu-abu

Dingin

Sangat buruk

Basah

Aagak lembab

Tidak ada

Cekung  dan lunak

Cekung

Abnormal
Sangat cepat

Cepat

Cepat

Letargik sampai koma; konvulsi
Abu-abu

Dingin /panas

Sedang

Tebal, liat

Kering dan  panas
Tidak ada

Cekung

Cekung

Di bawah normal atau meningkat
Cepat

Cepat

Letergi nyata dengan hiperiritabilitas yang ekstrem terhadap stimulasi

        CARA MENILAI DEHIDRASI (WHO, 1992)
GEJALA DAN TANDA
TAK DEHIDRASI
DEHIDRASI TAK BERAT
DEHIDRASI BERAT
1. Keadaan Umum
Baik
Rewel, gelisah, lemah.
Apatis, tidak sadar
2. Mata
Tidak cekung
Cekung & kering
Sangat cekung,
3. Air Mata
Jika menangis masih ada
Jika menangis tidak ada
Jika menangis tidak ada
4. Bibir
Tidak kering
Kering
Sangat kering
5. Rasa Haus
Tidak merasa haus
Haus sekali, jika diberi minum rakus.
Tidak bisa minum
6. Cubitan Kulit
Jika dicubit cepat kembali
Jika dicubit kembali lambat
dicubit kembali sangat lambat.

F.       TANDA DAN GEJALA
Menurut Martin (2003), tanda dan gejala pada orang yang mengalami diare diantaranya :
Tanda :
1.    Gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada.
2.    Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan.
3.    Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat.
4.    Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung  juga turut meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit.
5.    Timbul dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit.
Gejala :
1.    Berat badan menurun
2.    Turgor berkurang
3.    Mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi).
4.    Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering karena dehidrasi, diuresis berkurang (oliguri sampai anuri).
5.    Pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul) jika sudah asidosis metabolis.

G.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang (Mansjoer, 2007)
1.    Feses (pada diare persisten)
Makroskopis dan mikroskopis, PH, dan kadar gula.
2.    Darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah, dan elektrolit (pada diare yang disertai kejang yaitu Na, K, Ca, P serum), ureum dan kreatinin.
3.    Duodenal intubation
Mengetahui kuman penyebab (kuantitatif dan kualitatif)

I.         PENGKAJIAN
1.    Kajian riwayat penyakit
-       Kaji status dihidrasi
-       Catat keluaran fekal-jumlah, volume, karakteristik
-       Observasi dan catat adanya tanda-tanda berkaitan ternes, kram, muntah
2.    Kemungkinan meamakan makanan atau air yang terkontaminasi
3.    Kemungkinan infeksi ditempat lain misal : pernapasan , infeksi saluran kemih
·      Cek diagnostik
-       Tampung sperimen sesui kebutuhan
-       Feses pH, obuat Juni, frekuensi
-       HDL, ekusialit semua, kreasmi, BUM
·      Deteksi sumber infeksi
4.    Pengkajian fisik rutin
5.    Observasi adanya manifestasi gestro entritis akut
6.    Pemerisaan fisik
a.    pengkuran pertumbuhan
1).      TB
2).      BM
3).      Ketebalan kulit dan lingkar lengan
b.    Fisiologi
1).      Suhu
2).      Nadi
3).      Respirasi
4).      Tekanan darah
c.    Penampilan umum
-            Anak lemas
-            Tampak kehausan
d.   Kulit           : inspeksi dan palpasi kulit, turgor berkurang, membran mukosa kering, tekstur kulit menurun. Palpasi suhu kulit meningkat.
e.    Kepala dan Leher   : ukuran kepala, bentuk, kesimetrisan. Fontanel dan sutura cekung,
f.     Mata           : kelopak mata, mata cekung, konjungtiva, mata sayu.
g.    Telinga        : inspeksi telinga luar dan dalam, pendengaran.
h.    Mulut dan kerongkongan   : mukosa mulut kering, rasa haus, kerongkongan panas, lemah menelan.
i.      Dada           : pergerakan dada, otot bantuan pernafasan.
j.      Paru            : pernafasan anak cepat. Lemah, dangkal bila dehidrasi berat
k.    Jantung       : nadi cepat dan lemah.
l.      Abdomen    : turgor kulit jelek, bunyi usus peristaltik meningkat,
m.  Genetalia    : iritasi, kemerahan sekitarnya,
n.    Anus           : kemerahan, iritasi,
o.    Extermity    : lemah, pergerakan lemah.

J.        DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Diare b/d inflamasi bakteri/malabsorbsi/proses infeksi.
2.    Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3.    Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
4.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan


H.           RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional

1.

Diare b.d inflamasi bakteri /malabsorbsi /proses infeksi.

Definisi :
BAB cair atau tidak berbentuk

Batasan Karakteristik :
-    Sedikitnya BAB cair lebih dari 3 kali dalam sehari
-    Suara usus hiperaktif
-    Nyeri perut
-    Kram
-    Urgensi

Faktor yang berhubungan :
-    Tingkat stres dan cemas tinggi
-    Alkoholik
-    Keracunan
-    Penyalahgunaan laksatif
-    Radiasi
-    Pemberian makan melalui selang
-    Efek samping obat
-    Kontaminasi
-    Taravelling
-    Inflamasi
-    Malabsorbsi
-    Proses infeksi
-    Iritasi
-    Parasit

NOC
        Bowel elimination
        Balance cairan
        Status hidrasi
Kriteria Hasil :
        pola defekasi, lembek setiap hari atau 3 hari sekaki
        menunjukkan daerah rectal bebas iritasi
        menunjukkan frekuensi diare berkurang
        mampu menjelaskan penyebab diare dan tindakan yang dilakukan
        menunjukkan turgor kulit dan bb dbn.



NIC
Management diare
-           lakukan pemeriksaan feses kultur dan sensitivitas jika diare berlanjut
-           evaluasi efek samping pengobatan pada gastrointestinal
-           anjurkan pasien/keluarga mencatat warna, volume dan konsistensi feses
-           identifikasi faktor penyebab diare (pengobatan, bakteri atau pengaruh makanan)
-           monitor tanda dan gejala diare
-           observasi turgor kulit secara teratur
-           monitor daerah perineal dari iritasi dan ulcerasi
-           timbang BB
-           monitor peningkatan peristaltik usus
-           kelola pemberian intake nutrisi dan cairan
-           berikan medikasi sesuai program

Monitor elektrolit
-          monitor nilai elektrolit
-          monitor kehilangan cairan dan elektrolit
-          monitor manifestasi neurologi karena ketidakseimbangan elektrolit
-          monitor rasa mual, muntah dan diare
-          monitor tanda dan gejala hiponatremi, hiperkalemia

-          administrasi pemberian suplemen elektrolit

Perawatan perineal
-          lakukan hygiene perineal
-          jaga perineal tetap kering
-          bersihkan perineum secara rutin




-          Mengetahui jenis bakteri penyebab dan spesifikasi pengobatan.
-          Meminimalkan efek samping.

-          Menghitung haluaran dan menghitung masukan yang seharusnya.


-          Mengetahui pengobatan yang efektif

-          Mengetahui efek lanjut secara dini.
-          Mengevaluasi tingkat diare.
-          Meminimalkan komplikasi dan pencegahan dini.
-          Mengetahui apakah ada penurunan BB
-          Mengethui fungsi peristaltik usus.
-          Menjaga keseimbangan cairan.
-          Mencegah komplikasi dan menyembuhkan.


-          Mengetahui nilai elektrolit.
-          Mengethui jumlah kehilangan cairan.

-          Mencegah dan mengetahui sedini mungkin komplikasi diare.

-          Mengetahui asupan oral.

-          Mengethui sedini ungkin komplikasi elektrolit karena diare.

-          Mencegah  terjadinya hipoelektrolit.



-          Mencegah iritasi perineal.
-          Mengurangi iritasi
-          Mencegah iritasi perineum.


2

Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium

Batasan Karakteristik :
-    Kelemahan
-    Haus
-    Penurunan turgor kulit/lidah
-    Membran mukosa/kulit kering
-    Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi
-    Pengisian vena menurun
-    Perubahan status mental
-    Konsentrasi urine meningkat
-    Temperatur tubuh meningkat
-    Hematokrit meninggi
-    Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)

Faktor-faktor yang berhubungan:
-    Kehilangan volume cairan secara aktif
-    Kegagalan mekanisme pengaturan


NOC:
        Fluid balance
        Hydration
        Nutritional Status : Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
        Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
        Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
        Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

NIC :
Fluid management
·         Timbang popok/pembalut jika diperlukan
·         Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·         Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
·         Monitor vital sign
·         Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
·         Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
·         Monitor status nutrisi
·         Dorong masukan oral
·         Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
·         Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
·         Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
·         Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
·         Atur kemungkinan tranfusi
·         Persiapan untuk tranfusi

Hypovolemia Management
¨       Monitor status cairan termasuk intake dan ourput cairan
¨       Pelihara IV line
¨       Monitor tingkat Hb dan hematokrit
¨       Monitor tanda vital
¨       Monitor responpasien terhadap penambahan cairan
¨       Monitor berat badan
¨       Dorong pasien untuk menambah intake oral
¨       Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihanvolume cairan
¨       Monitor adanya tanda gagal ginjal







-    Mengetahui jumlah kehilangan cairan pasien.
-    Mengetahui keseimbangan cairan tubuh.

-    Mencegah sedini mungkin komplikasi



-    Mengevaluasi keadaan umum pasien.
-    Menghitung masukan oral pasien.

-    Mencegah dehidrasi pasien

-    Memberikan suplay cairan tubuh.
-    Mengetahui secara dini gangguan elektrolit.
-    Menjaga keseimbangan cairan tubuh

-    Mengoptimalkan masukan oral.

-    Mengurangi kejenuhan pada pasien

-    Menjaga komplikasi secara dini.

-    Menjaga keseimbangan cairan,
-    Menjaga terjadinya anemia.


-    Menghitung masukan dan haluaran.

-    Menjaga infeksi nosokomial.
-    Mengevaluai hemokonsentrasi darah pasien.
-    Mengathui keadaan umum pasien.
-    Mengevaluasi pengethuan pasien
-    Mengevaluasi kenaikan berat badan
-    Mensuplay masukan oral.,
-    Untuk mengetahui dan menjaga over hidrasi.
-    Mengethui secara dini PGK

3

Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering

Definisi : Semua risiko untuk kulit yang merupakan perubahan yang bersifat merugikan kulit.
Faktor resiko :
1.      eksternal
v  factor mekanik
v  hipo/hipertermi
v  imobilitas fisik
v  substansi kimia
v  ekskresi atau sekresi
v  radiasi
v  kelembaban
v  pelembab
v  usia yang ekstrim
2.      internal
v  pengobatan
v  tulang yang menonjol
v  kekebalan tubuh
v  perubahan sensasi
v  perubahanpigmentasi
v  perubahan status metabolic
v  perubahan sirkulasi
v  perubahn turgor kulit
v  perubahan status nutrisi
v  psikogenik



NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria Hasil :
        Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
        Tidak ada luka/lesi pada kulit
        Perfusi jaringan baik
        Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
        Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami


NIC : Pressure Management
§  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
§  Hindari kerutan padaa tempat tidur
§  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
§  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
§  Monitor kulit akan adanya kemerahan
§  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
§  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
§  Monitor status nutrisi pasien
§  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

Pencegahan Pressure Ulcer
v  Kaji adanya factor risiko pada pasien
v  Dokumentasikan status kulit dalam admisian tiap hari
v  Hindari menggunakan pelembab pada daerah perspirasi, luka, fekal atau inkontinensia urine
v  Rubah posisi setiap 2 jam
v  Inspeksi bony prominence
v  Jaga kebersihan linen
v  Berikan pelembab pada kulit yang kering

Skin Surveillance
v  Inspeksi kondisi kulit yang mengalami pembedahan
v  Observasi warna, kelembaban, teksture, ulcerasi kulit
v  Monitor kulit yang kemerahan
v  Monitor adanya infeksi
v  Monitor warna dan suhu kulit
v  Catat perubahan kulit dan membran mukosa






-    Mengurangi evaporasi

-    Mencegah iritasi daerah lipatan.
-    Mencegah iritasi kulit.

-    Mencegah dekubitus.

-    Mencegah komplikasi secara dini.

-    Mengetahui adanya iritasi kulit.
-    Mencegah kontraktur
-    Mengetahui keada nutrisi pasien
-    Mencegah relaksaasi.




-    Mengetahui faktor risiko.
-    Mengetahui kerusakan pada kulit.

-    Mengurangi stempel.


-    Mencegah dekubitus.
-    Mengevaluasi keadaan body prominence
-    Mencegah iritasi alat linen.
-    Mencegah iritasi kulit.


-    Mencegah komplikasi

-    Mengetahui efek legalisir.

-    Menjaga kesempurnaan Djarum 76.

-    Mengetaghui perubahan kulit.

4

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik :
-    Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
-    Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
-    Membran mukosa dan konjungtiva pucat
-    Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
-    Luka, inflamasi pada rongga mulut
-    Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
-    Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
-    Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
-    Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
-    Miskonsepsi
-    Kehilangan BB dengan makanan cukup
-    Keengganan untuk makan
-    Kram pada abdomen
-    Tonus otot jelek
-    Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
-    Kurang berminat terhadap makanan
-    Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
-    Diare dan atau steatorrhea
-    Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
-    Suara usus hiperaktif
-    Kurangnya informasi, misinformasi



Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.


NOC :
        Nutritional Status :
        Nutritional Status : food and Fluid Intake
        Nutritional Status : nutrient Intake
        Weight control
Kriteria Hasil :
        Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
        Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan
        Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi
        Tidk ada tanda tanda malnutrisi
        Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
        Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti


Nutrition Management
§  Kaji adanya alergi makanan
§  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
§  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
§  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
§  Berikan substansi gula
§  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
§  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
§  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§  Monitor adanya penurunan berat badan
§  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
§  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
§  Monitor lingkungan selama makan
§  Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam makan
§  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
§  Monitor turgor kulit
§  Monitor makanan kesukaan
§  Monitor kalori dan intake nuntrisi
§  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.



-    Menghindari terjadinya alergi, kembali.
-    Mencegah dehidrasi.


-    Mencegah suplai vit. Fe.

-    Mencegah malnutrisi.

-    Mencegah optimalisasi
-    Mencegah konstipasi.


-    Memudahkan oral.

-    Memandirikan pasien.

-    Mengetahui intake masukan.

-    Mencegah salah ruangan.

-    Mengetahui kebutuhan nutrisinya.



-   Mengetahui keseimbangan cairan.
-   Mengetahui pengeluaran kaliori

-   Mengetahui trauma anak terhadap RS.

-   Mencegah penularan penyakit.
-   Mengurangi gangguan makan.

-   Mengetahui tanda komplikasi secara dini.

-   Mengetahui kekenyalan kulit.
-   Menambah porsi makan.
-   Mengetahui kerusakan sistemik.
-   Mengetahui kerusakan lain.




DAFTAR PUSTAKA

1.      Engel, J. 1998. Pengkajian pediatrik. Jakarta: EGC
                          
2.      Johnson., Mass. 1997. Nursing Outcomes Classification, Availabel on: www.Minurse.com, 11 Oktober 2009

3.      McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). Mosby, St. Louise.

4.      Noer, S. 1996. Buku ajar: Ilmu penyakit dalam. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

5.      NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia.

6.      Perry & Potter. 2005. Buku ajar: Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar