Senin, 12 Mei 2014

LP & ASKEP GAGAL JANTUNG KANAN


LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
GAGAL JANTUNG KANAN




Disusun Oleh:

Lutfy Nooraini




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ........................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah ...................................................................................... 1
C.     Tujuan
a.       Tujuan khusus ...................................................................................... 2
b.       Tujuan umum ...................................................................................... 2
BAB II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian .................................................................................................. 3
B.     Etiologi ...................................................................................................... 3
C.     Patofisiologi ............................................................................................... 4
D.    Pathways ................................................................................................... 5
E.     Manifestasi klinis ....................................................................................... 6
F.      Pemeriksaan diagnostik spesifik ................................................................ 6
G.    Penatalaksanaan ......................................................................................... 7
H.    Komplikasi ................................................................................................. 7
BAB III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian ................................................................................................. 9
B.     Diagnosa keperawatan ............................................................................... 10
C.     Evaluasi ................................................................................................... .. 13
BAB IV. PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................ 14
B.     Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA







A.    Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam mediastinum di antara kedua paru-paru.Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa darah. Jantung merupakan salah satu organ yang tidak  pernah beristirahat. Dalam keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung.Jika rangsang irama ini mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan pada kinerja jantung.
Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat pada umumnya.Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri.Pada zaman modern ini.Angka kejadian penyakit jantung semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering ditemukan adalah gaya hidup misalnya: diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk, kurang olahraga, kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak mengkonsumsi junk food yang notabenya banyak mengandung kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung. Apalagi ditambah dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi, kurang olahraga, dan istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan semakin tinggi,
Berbagai macam penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infark miokard akut, hipertensi yang semuanya berujung pada gagal jantung. Hal ini sangat membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk  mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Untuk mrmberikan perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga keperawatan, harus memahami konsep asuhan keperawatan pada gangguan kardiovaskuler.Apalagi dalam keadaan kedaruratan yang membutuhkan keahlian dalam memberikan pertolongan pada pasien.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari gagal jantung kanan?
2.      Apa etiologi dari gagal jantung kanan?
3.      Bagaimana patofisiologi dari gagal jantung kanan?
4.      Apa manifestasi klinis dari gagal jantung kanan?
5.      Apa saja pemeriksaan diagnostic spesifik pada gagal jantung?
6.      Bagaimana penatalaksanaan dari gagal jantung kanan?
7.      Bagaimana asuhan keperawatan dari gagal jantung kanan?





C.     Tujuan
1.      Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal jantung kanan.
2.      Tujuan khusus
a.      Mahasiswa mampu memahami pengertian gagal jantung kanan.
b.      Mahasiswa mampu memahami etiologi gagal jantung kanan.
c.       Mahasiswa mampu memahami patofisiologi gagal jantung kanan.
d.     Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik gagal jantung kanan.
e.      Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostik gagal jantung kanan.
f.        Mahasiswa mampu memahami komplikasi gagal jantung kanan.
g.      Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan gagal jantung kanan.
h.      Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan gagal jantung kanan.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.                Pengertian  
Gagal jantung kanan terjadi karena gangguan,hambatan pada daya pompa ventrikel kanan,sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa di dahului oleh adanya gagl jantung kiri sehingga tekanan dan volume akhir diastolik ventrikel kanan akan menjadi beban bagi atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan pada waktu diastolik.
Gagal jantung kanan adalah sisi jantung kanan tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga dapat mengakomodasikan darah secara normal kembali dari sirkulasi vena.(askep-net.blogspot.com)
Gagal jantung kanan adalah ketidakmampuan ventrikel kanan untuk memompa darah  menuju paru-paru atau ke pulmonal.
B.                 Etiologi
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel.
Faktor pencetus termasuk:
1.      meningkatnya asupan garam,
2.      ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung,
3.       IMA(mungkin yang tersembunyi),
4.      serangan hipertensi,
5.      aritmia akut,
6.       infeksi atau demam,
7.      emboli paru,
8.       anemia,
9.       tirotoksikosis,
10.   kehamilan dan
11.  endokarditis infektif.

KLASIFIKASI

Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu atrium kanan dan atrium kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial, serambi kanan dan serambi kiri yang dipisahkan oleh septum intraventrikuler.Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu bagian jantung misalnya jantung bagian kiri ataupun jantung bagian kanan, dan juga bisa terjadi pada kedua-duanya.Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung berhenti bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak mampu lagi memompakan darah seperti biasanya yang terjadi pada orang normal tanpa kelainan gagal jantung.
            Gagal jantung kanan terjadi  karena gangguan atau hambatan pada daya pompa ventrikel kanan sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jaunting kiri.Bila gangguan jantung kiri dan jantung kanan terjadi bersamaan.Dalam keadaan gagal jantung kongestif, curah jantung menurun sedemikian rupa sehingga terjadi bendungan sistemik bersama dengan bendungan paru.



C.Patofisiologi
`Gagal jantung disebabkan oleh kondisi apapun yang mengurangi efisiensi dari miokardium, atau otot jantung, melalui kerusakan atau overloading. Dengan demikian, dapat disebabkan oleh beragam array kondisi sebagai infark miokard (dimana otot jantung kekurangan oksigen dan mati), hipertensi (yang meningkatkan kekuatan kontraksi yang diperlukan untuk memompa darah) dan amiloidosis (di mana protein disimpan di otot jantung, menyebabkan ia menjadi kaku). Selama waktu ini peningkatan beban kerja akan menghasilkan perubahan pada jantung itu sendiri:
·         Mengurangi kontraktilitas, atau kekuatan kontraksi, karena overloading ventrikel. Dalam kesehatan, meningkatkan pengisian hasil kontraktilitas ventrikel meningkat (oleh hukum Frank-Starling tentang jantung) dan dengan demikian peningkatan cardiac output. Pada gagal jantung mekanisme ini gagal, karena ventrikel yang sarat dengan darah ke titik di mana kontraksi otot jantung menjadi kurang efisien. Hal ini disebabkan penurunan kemampuan untuk cross-link filamen aktin dan myosin di lebih-meregang otot jantung.
·         Sebuah mengurangi volume stroke, sebagai hasil dari kegagalan sistol, diastol atau keduanya. Volume sistolik akhir Peningkatan biasanya disebabkan oleh kontraktilitas berkurang. Penurunan hasil akhir diastolik volume suara dari pengisian ventrikel gangguan - seperti yang terjadi ketika kepatuhan jatuh ventrikel (yaitu ketika dinding kaku).
·         Mengurangi kapasitas cadangan. Sebagai jantung bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan metabolisme normal, jumlah output jantung dapat meningkat saat permintaan oksigen meningkat (misalnya latihan) dikurangi. Hal ini memberikan kontribusi terhadap intoleransi latihan sering terlihat pada gagal jantung. Ini berarti untuk hilangnya cadangan jantung seseorang. Cadangan jantung mengacu pada kemampuan jantung untuk bekerja lebih keras selama latihan atau aktivitas berat. Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan metabolik normal, tidak mampu memenuhi tuntutan metabolisme tubuh selama latihan.
·         Peningkatan denyut jantung, dirangsang oleh peningkatan aktivitas simpatis untuk mempertahankan curah jantung. Awalnya, ini membantu mengimbangi gagal jantung dengan menjaga tekanan darah dan perfusi, tapi tempat lanjut ketegangan pada miokardium, meningkatkan perfusi koroner persyaratan, yang dapat menyebabkan memburuknya penyakit jantung iskemik. Aktivitas simpatis juga dapat menyebabkan aritmia fatal.
·         Hipertrofi (peningkatan dalam ukuran fisik) dari miokardium, disebabkan oleh serat-serat otot jantung tersembuhkan dibedakan meningkat dalam ukuran dalam upaya untuk meningkatkan kontraktilitas. Hal ini dapat menyebabkan kekakuan meningkat dan penurunan kemampuan untuk rileks selama diastol.
·         Pembesaran ventrikel, berkontribusi terhadap pembesaran dan bentuk bulat gagal jantung. Peningkatan volume ventrikel juga menyebabkan penurunan stroke volume karena inefisiensi mekanik dan kontraktil.




E.MANIFESTASI KLINIS

Gagal jantung kanan karena gangguan atau hambatan pada daya pompa ventrikel kanan sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jantung kiri.
Gejala  :
• Edema tumit dan tungkai bawah
• Hati membesar, lunak dan nyeri tekan
• Bendungan pada vena perifer (jugularis)
• Gangguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia dan nausea) dan asites.
• Berat badan bertambah
• Penambahan cairan badan
• Kaki bengkak (edema tungkai)
• Perut membuncit
• Perasaan tidak enak pada epigastrium.
• Edema kaki
• Asites
• Vena jugularis yang terbendung
• Hepatomegali


F.PEMERIKSAAN DIASNOSTIK SPESIFIK

1.EKG :
 Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
2.Sonogram :
 Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
3.Skan jantung :
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
4.Kateterisasi jantung :
 Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.
5.Rontgen dada :
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
Oksimetri nadi
Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut
menjadi kronis.
6.Analisa gas darah (AGD) :
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).

7.Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin :
Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN
dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
8.Pemeriksaan tiroid :
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre
pencetus gagal jantung kongesti.

G.PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah :
a)      Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
b)      Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat farmakologi.
c)      Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.

ü  Terapi Farmakologis :
Glikosida jantung.
Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
 Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi edema.

ü  Terapi diuretik.
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.Penggunaan harus hati – hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.

ü  Terapi vasodilator.
Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

ü  Diet.
Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.


H.KOMPLIKASI
Komplikasi dapat berupa :
a.       Kerusakan atau kegagalan ginjal.
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani.Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.

b.      Masalah katup jantung.
Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan pada katup jantung.



c.       Kerusakan hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu banyak tekanan pada hati.Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang mengakibatkanhati tidak dapat berfungsi dengan baik.
d.      Serangan jantung dan stroke.
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
ANAMNESA
1.      Pengumpulan data :
      nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.

2.      Riwayat Penyakit / keluhan utama :
Lemah saat meakukan aktivitas, sesak nafas.

3.      Riwayat penyakit sekarang :
o   Penyebab kelemahan fisik setelah melakukan aktifitas ringan sampai berat.
o   Seperti apa kelemahan melakukan aktifitas yang dirasakan, biasanya disertai sesak nafas
o   Apakah kelemahan fisik bersifat local atau keseluruhan system otot rangka dan apakah    disertai ketidakmampuan dalam melakukan pergerakan.
o   Bagaimana nilai rentang kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
o   Kapan timbulnya keluhan kelemahan beraktifitas, seberapa lamanya kelemahan beraktifitas, apakah setiap waktu, saat istirahat ataupun saat beraktifitas.

4.      Riwayat Penyakit dahulu :
o   Apakah sebelumnya pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, hiperlipidemia.
o   Obat apa saja yang pernah diminum yang berhubungan dengan obat diuretic, nitrat, penghambat beta serta antihipertensi.
o   Apakah ada efek samping dan alergi obat.

5.      Riwayat penyakit keluarga :
Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota keluarga yang meninggal, apa penyebab kematiannya.

6.      Riwayat pekerjaan/ kebiasaan :
o   Situasi tempat kerja dan lingkungannya.
o    Kebiasaan dalam pola hidup pasien.
o   Kebiasaan merokok

PENGKAJIAN FOKUS

BREATHING
• Terlihat sesak
• Frekuensi nafas melebihi normal

BLEEDING
• Inspeksi : adanya parut, keluhan kelemahan fisik, edema ekstrimitas.
• Palpasi : denyut nadi perifer melemah, thrill
• Perkusi : Pergeseran batas jantung
• Auskultasi : Tekanan darah menurun, bunyi jantung tambahan.



BRAIN
• Kesadaran biasnya compos mentis
• Sianosis perifer
• Wajah meringis, menangis, merintih, meregang dan menggeliat.

BLADDER
• Oliguria
• Edema ekstrimitas.

BOWEL
• Mual
• Muntah
• Penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan.

BONE
• Kelemahan
• Kelelahan
• Tidak dapat tidur
• Pola hidup menetap
• Jadwal olahraga tak teratur.

PSIKOSOSIAL
• Integritas ego : menyangkal, takut mati, marah, kuatir.
• Interaksi social : stress karena keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, kesulitan koping.

B.     DX.KEPERAWATAN,PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

1.Penurunan curah jantung berhubungan dengan factor mekanik (preload dan afterload atau
Kontraktilitas)

Rencana tindakan :
§  Kaji atau pantau vital sign setiap 4 jam sesuai indikasi.
§  Berikan dukungan emosional dengan memberikan penjelasan sederhana.
§  Pantau intake dan output cairan.
§  Meningkatkan kemampuan pompa jantung dengan pemberian obat-obatan seperti digitalis (Digoxin,Cedialint),Agen inotropik,Pacemaker.
§  Menurunkan beban kerja jantung dengan istirahat,menurunkan kecemasan,terapi vasodilator.
§  Mengontrol garan dan retensi cairan:diet rendah garam,pemberian obat-obat diuretika (furosemid,Lasix),pembuangan cairan mekanik,missal dialisis.

Kriteria hasil :
Curah jantung klien adekuat kembali di tandai dengan :
§  Tanda vital dalam batas normal,yang dapat di terima sesuai batas usia.
§  Frekuensi dan curah jantung dalam batas di terima.
§  Haluaran urine meningkat
§  Toleransi terhadap aktifitas meningkat.

2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveoli yang di akibatkan oleh peningkatan kapiler paru.

Rencana tindakan :
§  Kaji dan pantau adanya perubahan dalam pernafasan.
§  Pantau seri analisa gas darah arteri.
§  Anjurkan pasien untuk menghindari merokok atau menggunakan produk tembakau.
§  Menurunkan kecemasan.
§  Posisi semi fowler.
§  Meningkatkan pertukaran gas.
§  Jika terjadi hipoksemia tanpa hipercapnia (penurunan kesadaran akibat peningkatan PaCO2):berikan oksigen via masker bila O2 < 60 mmHg,lakukan intubasi dan bila gagal beri tindakan ventilasi (ventilator).

Kriteria hasil :
Klien memperlihatkan perbaikan pertukaran gas di tandai dengan :
§  Klien bernafas tanpa kesulitan.
§  Menunjukkan perbaikan pernafasan.
§  Paru bersih pada saat auskultasi.
§  Kadar PO2 dan Pco2 dalam batas normal.

3.Perubahan dalam volume cairan : berlebihan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan.

Rencana tindakan :
§  Kaji dan pantau adanya peningkatan atau penurunan tekanan vena jugularis.
§  Lakukan PF sistem pernafasan secara teratur atau bila di butuhkan.
§  Pertahankan cairan parenteral : hindari hidrasi berlebihan dan cepat.
§  Pantau intake dan output cairan.
§  Timbang berat badan klien setiap hari dengan timbangan yang sama.
§  Pantau hasil pemeriksaan laboraturium.
§  Pertahankan diet pembatasan natrium sesuai dengan indikasi.

Kriteria hasil :
Klien memperlihatkan tidak adanya tanda kelebihan beban cairan di tandai dengan :
§  Tidak adanya odema
§  Penurunan berat badan/kembali pada berat badan dasar.
§  Tidak ditemukan peningkatan vena jugularis.

4.Tidak toleransi terhadap aktifitas berhubungan dengan penurunan COP supply oksigenasi serebral menurun ;odema paru akut.

Rencana tindakan :
§  Kaji dan pantau adanya intoleransi aktifitas.
§  Pertahankan klien tetap tirah baring/fasilitas untuk tidur.
§  Identifikasi faktor yang di ketahui memyebabkan kelelahan.
§  Bantu ADL dan tingkatkan aktifitas sesuai indikasi.
§  Latihan nafas dalam dan batuk efektif.


Kriteria hasil :
§  Klien mendemonstrasikan peningkatan aktifitas yang di toleransi.
§  Mengungkapkan peningkatan energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
§  Vital sign dalam batas yang dapat di terima selama dan sesuai aktifitas.

5.Perubahan status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorspi zat-zat gizi sekunder terhadap penurunan curah jantung.

Rencana tindakan :
§  Pantau adanya tanda-tanda malnutrisi,seperti penurunan berat badan drastis,strosmatits,anoreksia,kelemahan dan sebagainya.
§  Timbang berat badan klien setiap hari.
§  Pertahankan diet sesuai indikasi dan support klien untuk menghabiskan diet.
§  Berikan makanan sedikit dengan porsi kecil dan sering.
§  Lakukan pemasangan selang makanan atau nutrisi parenteral sesuai indikasi.

Kriteria hasil :
Klien  memperlihatkan status nutrisi yang adekuat di tandai dengan :
§  Berat badan klien membaik atau normal sesuai usia dan bentuk badan.
§  Nafsu makan membaik.
§  Turgor kulit baik.

Tanda dan gejala toksik digitalis,meliputi :
Ø  Bradicardia
Ø  pulse-defisit
Ø  mual-muntal
Ø  nyeri abdomen
Ø  diare
Ø  sakit kepala
Ø  diplopia
Ø  bingung
Ø  iritable
Ø  lemah.

Pendidikan kesehatan :
Ø  Monitor tanda dan gejala,seperti peningkatan berat badan >1kg/hari,edema,sesak nafas,dan lain-lain.
Ø  Pengaturan aktifitas.
Ø  Pengenalan nama,dosis,waktu,dan cara mengkonsumsi obat serta hal-hal yang harus di perhatikan selama pengobatan terutama untuk digitalis dan diuretik.
Ø  Informasi tentang diet meliputi :pembatasan garam dan air ;tidak kekenyangan atau tergesa-gesa dalam segala hal.
Ø  Informasi untuk perawatan di rumah dan tindakan bila timbul masalah.




C.    EVALUASI
          Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
          Tujuan evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapi dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu tujuan, pasien:
·         Tidak ada manifestasi syok
·         Pasien tetap sadar dan berorirentasi
·         Nilai-nilai laboraturium normal
·         Klien tidak merasa sesak lagi
·         Klien mengatakan rasa nyerinya berkurang
·         Kebutuhan volume cairan terpenuhi
·         Integritas kulit terjaga
·         Klien menunjukan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat ditangani.
·         Klien menyatakan kesadaran ansietas dan cara sehat menerimanya.
·         Ekspresi wajah klien menunjukan rileks, perasaan gugup dan cemas berkurang.
·         Menunjukan pemahaman tentang tentang rencana terapeutik.
·         Klien ikut berpartisipasi dalam perawatan dirinya.
·         Gaya hidup klien berubah.





BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Gagal jantung kanan adalah ketidakmampuan ventrikel kanan mempompa darah sehingga tekanan dan volume akhir diastolik ventrikel akan meningkat.
Diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan salah satunya penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanik (kontraktilitas) dari diagnosa tersebut dapat di lakukan intervensi keperawatan : kaji dan pantau vital sign setiap 4 jam,menurunkan beban kerja jantung,mengontrol retensi cairan.

B.     Saran                                                                                                                                      
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal jantung kanan dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan dan komplikasi yang tidak diinginkan.



Daftar Pustaka
Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC2.      
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/healthtopics.html.Diakses tanggal 26 September 10.00 WIB3.
http://www.askep-net.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar