LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
GAGAL JANTUNG KANAN
Disusun Oleh:
Lutfy Nooraini
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar belakang ........................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah ...................................................................................... 1
C.
Tujuan
a.
Tujuan khusus ...................................................................................... 2
b.
Tujuan umum ...................................................................................... 2
A.
Pengertian .................................................................................................. 3
B.
Etiologi ...................................................................................................... 3
C.
Patofisiologi ............................................................................................... 4
D.
Pathways ................................................................................................... 5
E.
Manifestasi klinis ....................................................................................... 6
F.
Pemeriksaan diagnostik spesifik
................................................................ 6
G.
Penatalaksanaan ......................................................................................... 7
H.
Komplikasi ................................................................................................. 7
BAB III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian ................................................................................................. 9
B.
Diagnosa keperawatan ............................................................................... 10
C.
Evaluasi ................................................................................................... .. 13
BAB IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................................ 14
B.
Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
A.
Latar Belakang
Jantung
merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru.Jantung memiliki fungsi utama sebagai
pemompa darah. Jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat. Dalam keadaan
fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus
sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan
kontraksi jantung.Jika rangsang irama ini mengalami gangguan dalam
pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan pada kinerja
jantung.
Gangguan pada
sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat
pada umumnya.Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan
rangsang tersendiri.Pada zaman modern ini.Angka kejadian penyakit jantung
semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering
ditemukan adalah gaya hidup misalnya: diet yang salah, stress, kondisi
lingkungan yang buruk, kurang olahraga, kurang istirahat dan lain-lain. Diet
yang salah, seperti terlalu banyak mengkonsumsi junk food yang notabenya banyak
mengandung kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung. Apalagi
ditambah dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi, kurang
olahraga, dan istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan
semakin tinggi,
Berbagai macam
penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infark miokard akut,
hipertensi yang semuanya berujung pada gagal jantung. Hal ini sangat
membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera
mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Untuk mrmberikan
perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga keperawatan,
harus memahami konsep asuhan keperawatan pada gangguan kardiovaskuler.Apalagi
dalam keadaan kedaruratan yang membutuhkan keahlian dalam memberikan
pertolongan pada pasien.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi dari gagal jantung
kanan?
2.
Apa etiologi dari gagal jantung
kanan?
3.
Bagaimana patofisiologi dari
gagal jantung kanan?
4.
Apa manifestasi klinis dari gagal
jantung kanan?
5.
Apa saja pemeriksaan diagnostic
spesifik pada gagal jantung?
6.
Bagaimana penatalaksanaan dari
gagal jantung kanan?
7.
Bagaimana
asuhan keperawatan dari gagal jantung kanan?
C.
Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan
keperawatan pada pasien dengan gagal jantung kanan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami
pengertian gagal jantung kanan.
b. Mahasiswa mampu memahami
etiologi gagal jantung kanan.
c. Mahasiswa mampu memahami
patofisiologi gagal jantung kanan.
d. Mahasiswa mampu memahami
manifestasi klinik gagal jantung kanan.
e. Mahasiswa mampu memahami
pemeriksaan diagnostik gagal jantung kanan.
f.
Mahasiswa
mampu memahami komplikasi gagal jantung kanan.
g. Mahasiswa mampu memahami
penatalaksanaan gagal jantung kanan.
h. Mahasiswa mampu memahami
konsep dasar asuhan keperawatan gagal jantung kanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Gagal jantung kanan terjadi karena
gangguan,hambatan pada daya pompa ventrikel kanan,sehingga isi sekuncup
ventrikel kanan menurun tanpa di dahului oleh adanya gagl jantung kiri sehingga
tekanan dan volume akhir diastolik ventrikel kanan akan menjadi beban bagi
atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan pada waktu diastolik.
Gagal jantung kanan adalah sisi jantung kanan
tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga dapat
mengakomodasikan darah secara normal kembali dari sirkulasi
vena.(askep-net.blogspot.com)
Gagal jantung kanan adalah ketidakmampuan
ventrikel kanan untuk memompa darah
menuju paru-paru atau ke pulmonal.
B.
Etiologi
Faktor
predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi
ventrikel dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel.
Faktor pencetus termasuk:
1.
meningkatnya asupan garam,
2.
ketidakpatuhan menjalani pengobatan
anti gagal jantung,
3.
IMA(mungkin yang tersembunyi),
4.
serangan hipertensi,
5.
aritmia akut,
6.
infeksi atau demam,
7.
emboli paru,
8.
anemia,
9.
tirotoksikosis,
10.
kehamilan dan
11.
endokarditis infektif.
KLASIFIKASI
Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu
atrium kanan dan atrium kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial, serambi
kanan dan serambi kiri yang dipisahkan oleh septum intraventrikuler.Gagal
jantung dapat terjadi pada salah satu bagian jantung misalnya jantung bagian
kiri ataupun jantung bagian kanan, dan juga bisa terjadi pada
kedua-duanya.Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung
berhenti bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak mampu lagi
memompakan darah seperti biasanya yang terjadi pada orang normal tanpa kelainan
gagal jantung.
Gagal
jantung kanan terjadi karena gangguan
atau hambatan pada daya pompa ventrikel kanan sehingga isi sekuncup ventrikel
kanan menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jaunting kiri.Bila gangguan
jantung kiri dan jantung kanan terjadi bersamaan.Dalam keadaan gagal jantung
kongestif, curah jantung menurun sedemikian rupa sehingga terjadi bendungan
sistemik bersama dengan bendungan paru.
C.Patofisiologi
`Gagal jantung disebabkan oleh kondisi apapun yang
mengurangi efisiensi dari miokardium, atau otot jantung, melalui kerusakan atau
overloading. Dengan demikian, dapat disebabkan oleh beragam array kondisi
sebagai infark miokard (dimana otot jantung kekurangan oksigen dan mati),
hipertensi (yang meningkatkan kekuatan kontraksi yang diperlukan untuk memompa
darah) dan amiloidosis (di mana protein disimpan di otot jantung, menyebabkan
ia menjadi kaku). Selama waktu ini peningkatan beban kerja akan menghasilkan
perubahan pada jantung itu sendiri:
·
Mengurangi kontraktilitas, atau kekuatan kontraksi,
karena overloading ventrikel. Dalam kesehatan, meningkatkan pengisian hasil
kontraktilitas ventrikel meningkat (oleh hukum Frank-Starling tentang jantung)
dan dengan demikian peningkatan cardiac output. Pada gagal jantung mekanisme
ini gagal, karena ventrikel yang sarat dengan darah ke titik di mana kontraksi
otot jantung menjadi kurang efisien. Hal ini disebabkan penurunan kemampuan
untuk cross-link filamen aktin dan myosin di lebih-meregang otot jantung.
·
Sebuah mengurangi volume stroke, sebagai hasil dari
kegagalan sistol, diastol atau keduanya. Volume sistolik akhir Peningkatan
biasanya disebabkan oleh kontraktilitas berkurang. Penurunan hasil akhir
diastolik volume suara dari pengisian ventrikel gangguan - seperti yang terjadi
ketika kepatuhan jatuh ventrikel (yaitu ketika dinding kaku).
·
Mengurangi kapasitas cadangan. Sebagai jantung bekerja
lebih keras untuk memenuhi kebutuhan metabolisme normal, jumlah output jantung
dapat meningkat saat permintaan oksigen meningkat (misalnya latihan) dikurangi.
Hal ini memberikan kontribusi terhadap intoleransi latihan sering terlihat pada
gagal jantung. Ini berarti untuk hilangnya cadangan jantung seseorang. Cadangan
jantung mengacu pada kemampuan jantung untuk bekerja lebih keras selama latihan
atau aktivitas berat. Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi
kebutuhan metabolik normal, tidak mampu memenuhi tuntutan metabolisme tubuh
selama latihan.
·
Peningkatan denyut jantung, dirangsang oleh peningkatan
aktivitas simpatis untuk mempertahankan curah jantung. Awalnya, ini membantu
mengimbangi gagal jantung dengan menjaga tekanan darah dan perfusi, tapi tempat
lanjut ketegangan pada miokardium, meningkatkan perfusi koroner persyaratan,
yang dapat menyebabkan memburuknya penyakit jantung iskemik. Aktivitas simpatis
juga dapat menyebabkan aritmia fatal.
·
Hipertrofi (peningkatan dalam ukuran fisik) dari
miokardium, disebabkan oleh serat-serat otot jantung tersembuhkan dibedakan
meningkat dalam ukuran dalam upaya untuk meningkatkan kontraktilitas. Hal ini
dapat menyebabkan kekakuan meningkat dan penurunan kemampuan untuk rileks
selama diastol.
·
Pembesaran ventrikel, berkontribusi terhadap pembesaran
dan bentuk bulat gagal jantung. Peningkatan volume ventrikel juga menyebabkan
penurunan stroke volume karena inefisiensi mekanik dan kontraktil.
E.MANIFESTASI KLINIS
Gagal jantung
kanan karena gangguan atau hambatan pada daya pompa ventrikel kanan sehingga
isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jantung
kiri.
Gejala :
• Edema tumit dan tungkai bawah
• Hati membesar, lunak dan nyeri tekan
• Bendungan pada vena perifer (jugularis)
• Gangguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia dan nausea) dan asites.
• Berat badan bertambah
• Penambahan cairan badan
• Kaki bengkak (edema tungkai)
• Perut membuncit
• Perasaan tidak enak pada epigastrium.
• Edema kaki
• Asites
• Vena jugularis yang terbendung
• Hepatomegali
Gejala :
• Edema tumit dan tungkai bawah
• Hati membesar, lunak dan nyeri tekan
• Bendungan pada vena perifer (jugularis)
• Gangguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia dan nausea) dan asites.
• Berat badan bertambah
• Penambahan cairan badan
• Kaki bengkak (edema tungkai)
• Perut membuncit
• Perasaan tidak enak pada epigastrium.
• Edema kaki
• Asites
• Vena jugularis yang terbendung
• Hepatomegali
F.PEMERIKSAAN
DIASNOSTIK SPESIFIK
1.EKG
:
Hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpangan aksis, iskemia kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis :
takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau
lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
2.Sonogram
:
Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik,
perubahan dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas
ventricular.
3.Skan
jantung :
Tindakan
penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
4.Kateterisasi
jantung :
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup
atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras
disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi
fraksi/perubahan kontrktilitas.
5.Rontgen
dada :
Dapat
menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
Oksimetri
nadi
Saturasi
Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut
menjadi kronis.
menjadi kronis.
6.Analisa
gas darah (AGD) :
Gagal
ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
7.Blood
ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin :
Peningkatan
BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN
dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
8.Pemeriksaan
tiroid :
Peningkatan
aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre
pencetus gagal jantung kongesti.
pencetus gagal jantung kongesti.
G.PENATALAKSANAAN
Tujuan
pengobatan adalah :
a)
Dukung istirahat untuk mengurangi beban
kerja jantung.
b)
Meningkatkan kekuatan dan efisiensi
kontraktilitas miokarium dengan preparat farmakologi.
c)
Membuang penumpukan air tubuh yang
berlebihan dengan cara memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.
ü
Terapi Farmakologis :
Glikosida
jantung.
Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
Efek yang dihasilkan : peningkatan curah
jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan
mengurangi edema.
ü
Terapi
diuretik.
Diberikan untuk
memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.Penggunaan harus hati – hati
karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
ü
Terapi
vasodilator.
Obat-obat
fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan
darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat
diturunkan.
ü Diet.
Pembatasan
Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.
H.KOMPLIKASI
Komplikasi dapat berupa :
a.
Kerusakan atau kegagalan
ginjal.
Gagal jantung
dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal
ginjal jika tidak di tangani.Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat
membutuhkan dialysis untuk pengobatan.
b.
Masalah katup jantung.
Gagal jantung
menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan pada katup
jantung.
c.
Kerusakan hati
Gagal jantung
dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu banyak tekanan
pada hati.Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang mengakibatkanhati
tidak dapat berfungsi dengan baik.
d.
Serangan jantung dan stroke.
Karena aliran
darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di jantung yang
normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan mengembangkan pembekuan darah,
yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
ANAMNESA
1.
Pengumpulan data :
nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2.
Riwayat Penyakit / keluhan
utama :
Lemah saat meakukan aktivitas, sesak nafas.
3.
Riwayat penyakit sekarang :
o
Penyebab kelemahan fisik
setelah melakukan aktifitas ringan sampai berat.
o
Seperti apa kelemahan melakukan
aktifitas yang dirasakan, biasanya disertai sesak nafas
o
Apakah kelemahan fisik bersifat
local atau keseluruhan system otot rangka dan apakah disertai ketidakmampuan dalam melakukan
pergerakan.
o
Bagaimana nilai rentang
kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
o
Kapan timbulnya keluhan
kelemahan beraktifitas, seberapa lamanya kelemahan beraktifitas, apakah setiap
waktu, saat istirahat ataupun saat beraktifitas.
4.
Riwayat Penyakit dahulu :
o
Apakah sebelumnya pernah
menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, hiperlipidemia.
o
Obat apa saja yang pernah
diminum yang berhubungan dengan obat diuretic, nitrat, penghambat beta serta
antihipertensi.
o
Apakah ada efek samping dan
alergi obat.
5.
Riwayat penyakit keluarga :
Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota
keluarga yang meninggal, apa penyebab kematiannya.
6.
Riwayat pekerjaan/ kebiasaan :
o
Situasi tempat kerja dan
lingkungannya.
o
Kebiasaan dalam pola hidup pasien.
o
Kebiasaan merokok
PENGKAJIAN FOKUS
BREATHING
• Terlihat sesak
• Frekuensi nafas melebihi normal
BLEEDING
• Inspeksi : adanya parut, keluhan
kelemahan fisik, edema ekstrimitas.
• Palpasi : denyut nadi perifer melemah,
thrill
• Perkusi : Pergeseran batas jantung
• Auskultasi : Tekanan darah menurun, bunyi
jantung tambahan.
BRAIN
• Kesadaran biasnya compos mentis
• Sianosis perifer
• Wajah meringis, menangis, merintih,
meregang dan menggeliat.
BLADDER
• Oliguria
• Edema ekstrimitas.
BOWEL
• Mual
• Muntah
• Penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan.
BONE
• Kelemahan
• Kelelahan
• Tidak dapat tidur
• Pola hidup menetap
• Jadwal olahraga tak teratur.
PSIKOSOSIAL
• Integritas ego : menyangkal, takut mati,
marah, kuatir.
• Interaksi social : stress karena
keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, kesulitan koping.
B.
DX.KEPERAWATAN,PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
1.Penurunan
curah jantung berhubungan dengan factor mekanik (preload dan afterload atau
Kontraktilitas)
Rencana
tindakan :
§ Kaji atau pantau vital sign
setiap 4 jam sesuai indikasi.
§ Berikan dukungan emosional
dengan memberikan penjelasan sederhana.
§ Pantau intake dan output
cairan.
§ Meningkatkan kemampuan
pompa jantung dengan pemberian obat-obatan seperti digitalis (Digoxin,Cedialint),Agen
inotropik,Pacemaker.
§ Menurunkan beban kerja
jantung dengan istirahat,menurunkan kecemasan,terapi vasodilator.
§ Mengontrol garan dan
retensi cairan:diet rendah garam,pemberian obat-obat diuretika
(furosemid,Lasix),pembuangan cairan mekanik,missal dialisis.
Kriteria
hasil :
Curah
jantung klien adekuat kembali di tandai dengan :
§ Tanda vital dalam batas
normal,yang dapat di terima sesuai batas usia.
§ Frekuensi dan curah jantung
dalam batas di terima.
§ Haluaran urine meningkat
§ Toleransi terhadap aktifitas
meningkat.
2.Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveoli yang di
akibatkan oleh peningkatan kapiler paru.
Rencana
tindakan :
§ Kaji dan pantau adanya
perubahan dalam pernafasan.
§ Pantau seri analisa gas
darah arteri.
§ Anjurkan pasien untuk
menghindari merokok atau menggunakan produk tembakau.
§ Menurunkan kecemasan.
§ Posisi semi fowler.
§ Meningkatkan pertukaran
gas.
§ Jika terjadi hipoksemia
tanpa hipercapnia (penurunan kesadaran akibat peningkatan PaCO2):berikan
oksigen via masker bila O2 < 60 mmHg,lakukan intubasi dan bila gagal beri
tindakan ventilasi (ventilator).
Kriteria
hasil :
Klien
memperlihatkan perbaikan pertukaran gas di tandai dengan :
§ Klien bernafas tanpa
kesulitan.
§ Menunjukkan perbaikan
pernafasan.
§ Paru bersih pada saat
auskultasi.
§ Kadar PO2 dan Pco2 dalam
batas normal.
3.Perubahan
dalam volume cairan : berlebihan berhubungan dengan gangguan mekanisme
pengaturan.
Rencana
tindakan :
§ Kaji dan pantau adanya
peningkatan atau penurunan tekanan vena jugularis.
§ Lakukan PF sistem
pernafasan secara teratur atau bila di butuhkan.
§ Pertahankan cairan
parenteral : hindari hidrasi berlebihan dan cepat.
§ Pantau intake dan output
cairan.
§ Timbang berat badan klien
setiap hari dengan timbangan yang sama.
§ Pantau hasil pemeriksaan
laboraturium.
§ Pertahankan diet pembatasan
natrium sesuai dengan indikasi.
Kriteria
hasil :
Klien
memperlihatkan tidak adanya tanda kelebihan beban cairan di tandai dengan :
§ Tidak adanya odema
§ Penurunan berat
badan/kembali pada berat badan dasar.
§ Tidak ditemukan peningkatan
vena jugularis.
4.Tidak
toleransi terhadap aktifitas berhubungan dengan penurunan COP supply oksigenasi
serebral menurun ;odema paru akut.
Rencana
tindakan :
§ Kaji dan pantau adanya
intoleransi aktifitas.
§ Pertahankan klien tetap tirah
baring/fasilitas untuk tidur.
§ Identifikasi faktor yang di
ketahui memyebabkan kelelahan.
§ Bantu ADL dan tingkatkan
aktifitas sesuai indikasi.
§ Latihan nafas dalam dan
batuk efektif.
Kriteria
hasil :
§ Klien mendemonstrasikan
peningkatan aktifitas yang di toleransi.
§ Mengungkapkan peningkatan
energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
§ Vital sign dalam batas yang
dapat di terima selama dan sesuai aktifitas.
5.Perubahan
status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorspi zat-zat gizi sekunder terhadap penurunan curah jantung.
Rencana
tindakan :
§ Pantau adanya tanda-tanda
malnutrisi,seperti penurunan berat badan
drastis,strosmatits,anoreksia,kelemahan dan sebagainya.
§ Timbang berat badan klien
setiap hari.
§ Pertahankan diet sesuai
indikasi dan support klien untuk menghabiskan diet.
§ Berikan makanan sedikit
dengan porsi kecil dan sering.
§ Lakukan pemasangan selang
makanan atau nutrisi parenteral sesuai indikasi.
Kriteria
hasil :
Klien memperlihatkan status nutrisi yang adekuat di
tandai dengan :
§ Berat badan klien membaik
atau normal sesuai usia dan bentuk badan.
§ Nafsu makan membaik.
§ Turgor kulit baik.
Tanda
dan gejala toksik digitalis,meliputi :
Ø Bradicardia
Ø pulse-defisit
Ø mual-muntal
Ø nyeri abdomen
Ø diare
Ø sakit kepala
Ø diplopia
Ø bingung
Ø iritable
Ø lemah.
Pendidikan
kesehatan :
Ø Monitor tanda dan
gejala,seperti peningkatan berat badan >1kg/hari,edema,sesak nafas,dan
lain-lain.
Ø Pengaturan aktifitas.
Ø Pengenalan
nama,dosis,waktu,dan cara mengkonsumsi obat serta hal-hal yang harus di
perhatikan selama pengobatan terutama untuk digitalis dan diuretik.
Ø Informasi tentang diet
meliputi :pembatasan garam dan air ;tidak kekenyangan atau tergesa-gesa dalam
segala hal.
Ø Informasi untuk perawatan
di rumah dan tindakan bila timbul masalah.
C. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan dengan terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapi dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang.
Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu
tujuan, pasien:
· Tidak
ada manifestasi syok
· Pasien
tetap sadar dan berorirentasi
· Nilai-nilai
laboraturium normal
· Klien
tidak merasa sesak lagi
· Klien
mengatakan rasa nyerinya berkurang
· Kebutuhan
volume cairan terpenuhi
· Integritas
kulit terjaga
· Klien
menunjukan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat
ditangani.
· Klien
menyatakan kesadaran ansietas dan cara sehat menerimanya.
· Ekspresi
wajah klien menunjukan rileks, perasaan gugup dan cemas berkurang.
· Menunjukan
pemahaman tentang tentang rencana terapeutik.
· Klien
ikut berpartisipasi dalam perawatan dirinya.
· Gaya hidup
klien berubah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal jantung
kanan adalah ketidakmampuan ventrikel kanan mempompa darah sehingga tekanan dan
volume akhir diastolik ventrikel akan meningkat.
Diagnosa
keperawatan yang bisa ditegakkan salah satunya penurunan curah jantung
berhubungan dengan faktor mekanik (kontraktilitas) dari diagnosa tersebut dapat
di lakukan intervensi keperawatan : kaji dan pantau vital sign setiap 4
jam,menurunkan beban kerja jantung,mengontrol retensi cairan.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan
mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal
jantung kanan dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan
dan komplikasi yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka
Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne
G. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC2.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/healthtopics.html.Diakses
tanggal 26 September 10.00 WIB3.
http://www.askep-net.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar